MEDIAMITRAPOL.com, MEDAN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Maritim Belawan mnggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan tahun 2021 yang dilaksanakan di Aula Kantor Camat Medan Belawan, Kota Medan, Sabtu (2/10).
Kegiatan dengan tema 'Mewujudkan Nelayan Dengan Hasil Tangkap Meningkat dan Aman Berbasis Info Cuaca', diiukuti sebanyak 35 peserta. Acara tersebut dibuka oleh Anggota Komisi V DPR RI, H Irmadi Lubis turut dihadiri Kadis Pertanian dan Perikanan Kota Medan, Ikhsar Risyad Marbun, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Sugiyono, Tokoh Masyarakat, H Irfan Hamidi dan Ketua HSNI Kota Medan, Abdul Rahman.
Anggota Komisi V DPR RI, H Irmadi Lubis mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan adalah agar nelayan semakin paham tentang cuaca. Diharapkan kepada para narasumber dari BMKG dapat memberikan informasi yang sejelas-jelasnya tentang cara memahami informasi cuaca, agar nelayan dapat bekerja dilaut dengan aman.
"Komisi V DPR RI sangat mendukung ini untuk peningkatan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di waktu yang akan datang, agar bisa dilaksanakan lebih banyak lagi. Harapannya, nelayan lainnya juga tau tentang informasi cuaca maritim dari BMKG," ucap Irmadi Lubis sambil membuka kegiatan tersebut.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam kesempatannya, menekankan pentingnya informasi cuaca dan iklim dalam mendukung nawacita ketahanan pangan pemerintah. BMKG mendukung meningkatkan pamahaman cuaca dan iklim kepada nelayan, pengoptimalisasi informasi cuaca dan iklim terhadap penyuluh nelayan dan dinas terkait. "Kegiatan ini, agar dapat memberikan informasi untuk dipahami dengan baik," ujarnya.
Mewakili Wali Kota Medan, Kadis Pertanian dan Perikanan Kota Medan Ikhsar Risyad Marbun menyampaikan bahwa kapal ikan, alat tangkap ikan dan nelayan merupakan tiga faktor yang mendukung keberhasilan dari program peningkatan produksi dan pendapatan nelayan.
"Faktor keselamatan kapal maupun nelayan harus diperhatikan karena merupakan hal yang utama untuk menunjang kesuksesan suatu operasi penangkapan ikan. Nah, informasi cuaca dan gelombang dari BMKG sangat penting untuk mendukung hal itu," sebut Ikhsar Marbun.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Sugiyono mengatakan, penyelenggara kegiatan yang dilaksanakan, untuk memberikan kontribusi terhadap keselamatan, kelancaran, dan efisiensi bagi operasi kegiatan nelayan di laut. Hal itu sesuai amanat UU No.31 Tahun 2009, adalah satu-satunya instansi yang berkewajiban menyediakan informasi cuaca dan gelombang laut di wilayah NKRI.
"70 persen luas wilayah Indonesia adalah lautan. Potensinya sangat besar untuk menjadi penggerak perekonomian nasional. Sesuai program pemerintah yaitu Indonesia sebagai Poros Maritim. Pemerintah kini terus berupaya menggenjot produksi sektor kelautan dan pendapatan nelayan. BMKG memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan dukungan pengembangan potensi kelautan serta mitigasi bencana laut dan pesisir agar terwujudnya program pengembangan ekonomi maritim dan kelautan," jelas Sugiono.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, lanjutnya, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kapal di Indonesia, termasuk kecelakaan kapal ikan, disebabkan faktor human error (43,67%), faktor alam (32,37%), dan faktor teknis (23,94%). Faktor alam merupakan faktor penyebab kecelakaan kapal ikan yang tidak dapat dihindari pada saat operasi penangkapan ikan.
“Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering kali dianggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas. Diperlukan pemahaman yang baik dan utuh dari nelayan terhadap faktor alam tersebut, disamping perhatian yang besar dari pemerintah untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan para nelayan," pungkasnya. (WeS)