Diskusi WOWS |
MEDIAMITRAPOL.COM I JAKARTA - Praktisi migas Satoto Agustono menegaskan aktivitas Work
Over Well Services (WOWS) masih menjadi primadona dalam
menjaga produksi minyak nasional. Satoto mengatakan WOWS memiliki tingkat
kepastian yang lebih tinggi dalam mendapatkan minyak ketimbang berharap pada
sumur baru. “Kepastian mendapatkan minyaknya lebih tinggi,” kata dia dalam
diskusi Forum Keuangan.co yang berlangsung beberapa waktu lalu di Jakarta.
Sebagai informasi, Work Over merupakan
pekerjaan ulang atas sebuah sumur minyak yang telah ada. Sementara Well
Service adalah perawatan sumur minyak. Berdasarkan data SKK Migas,
ditahun 2019, Work Over bakal dilakukan di 969 sumur dan akan
ada kegiatan Well Services sebanyak 25.296 kegiatan.
Satoto kemudian mengingatkan biaya WOWS jauh lebih murah
atau low cost dari biaya pengeboran sumur baru. Praktisi
senior tersebut menjelaskan untuk sumur baru dengan kedalaman 1.500 meter,
biaya yang dibutuhkan sebanyak 4 – 5 juta dolar AS.
Senada dengan hal tersebut, dalam kesempatan yang sama,
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan juga menuturkan WOWS sangat bisa
dimaksimalkan untuk mendukung pencapaian produksi minyak. Sebab, menurut riset
Energy Watch, rata-rata produksi WOWS itu mampu menghasilkan 10 – 15 barel per
hari (BOPD). Dengan angka tersebut, praktis WOWS bisa menopang angka produksi
minyak.
“Bisa dibayangkan berapa tambahan produksi migas jika
WOWS dimaksimalkan. Untuk Well Service aja, 10 barel dikali 25 ribu pekerjaaan.
Itu jauh lebih cukup untuk menjaga produksi minyak,” kata dia.
Sementara itu, bagi Ekonom INDEF Bhima Yudhistira, upaya
mendorong produktivitas WOWS jauh lebih baik daripada mewacanakan pengurangan
subsidi BBM. Sebab bagi Bhima, problem utama krisis migas dan energi adalah
ketidakmampuan memproduksi cadangan migas. “Ini jauh lebih konkret menjawab
permasalahan produksi minyak kita. WOWS akhirnya menjadi cara untuk menjaga
target produksi minyak kita,” tutupnya